Protokol Kesehatan, Kunci Vaksinasi Untuk Liburan Akhir Tahun Yang Aman
4 min readProtokol Kesehatan, Kunci Vaksinasi Untuk Liburan Akhir Tahun Yang Aman – Protokol kesehatan dan vaksinasi sangat penting untuk mencegah lonjakan infeksi virus corona selama liburan Natal dan Tahun Baru, kata seorang pejabat pemerintah.
Protokol Kesehatan, Kunci Vaksinasi Untuk Liburan Akhir Tahun Yang Aman
aideffectiveness – “Kunci keberhasilan kita menghadapi masa Natal dan Tahun Baru ada dua, yang pertama kesadaran masyarakat untuk tetap menggunakan masker dan social distancing, serta tidak menunda vaksinasi,” kata Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Wiku Adisasmito di konferensi pers diakses dari sini pada hari Kamis.
Baca Juga : Protokol Kesehatan Tambahan Diperlukan Untuk Membuka Sekolah
Sementara itu, kunci kedua adalah keseriusan pemerintah dalam memantau protokol kesehatan dan mendistribusikan vaksin ke daerah-daerah yang cakupan vaksinasinya rendah, ujarnya. Saat ini masyarakat Indonesia masih diperbolehkan beraktivitas dengan menerapkan protokol kesehatan, ujarnya. Namun, penggunaan masker belum terpantau dengan baik meski sudah diwajibkan, ujarnya.
“Padahal di beberapa tempat umum seperti terminal dan pasar masih banyak yang melanggar,” katanya. Untuk itu, penerapan protokol kesehatan harus diawasi secara serius dengan memastikan satgas dikerahkan di semua tempat umum, sarannya. Jika masyarakat lalai, potensi peningkatan kasus akan semakin besar, kata Adisasmito.
Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan cakupan vaksinasi dalam negeri karena masih kurang dari 50 persen, ujarnya. Cakupan vaksinasi lengkap adalah fokus pemerintah saat ini karena orang dapat lebih terlindungi dari virus setelah mereka menerima dosis penuh dibandingkan dengan hanya satu dosis, katanya. “Oleh karena itu, Indonesia dapat terhindar dari bahaya gelombang ketiga setelah masa Natal serta Tahun Barujika paling tidak penerapan protokol kesehatan dan cakupan vaksinasi terus ditingkatkan,” tambahnya.
IDI minta pemerintah pastikan ketersediaan obat dan alat kesehatan COVID
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mendesak pemerintah menjaga ketersediaan obat dan alat kesehatan untuk mengantisipasi gelombang ketiga COVID-19. “Kami tidak ingin ada lonjakan kasus COVID-19. Namun, kami harus siap menghadapinya,” katanya dalam diskusi virtual di Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9), diakses dari sini, Selasa. Meski saat ini jumlah kasus COVID-19 di Indonesia cukup rendah dan terkendali dengan baik, ketersediaan obat dan tabung oksigen tetap harus dijaga, kata Khumaidi.
“Saya selalu berpesan untuk tetap waspada dan tetap menjaga ketersediaan alat kesehatan,” imbuhnya. Terkait tenaga kesehatan, presiden terpilih IDI ini mengaku yakin siap menghadapi potensi gelombang ketiga COVID-19. “Saya yakin rekan-rekan tenaga kesehatan bisa mengantisipasinya. Banyak pelajaran yang kita dapatkan pada Januari dan Juli (2021) saat jumlah kasus meningkat signifikan,” tambahnya.
Berbagai persiapan dan koordinasi harus terus dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 di masa mendatang, kata Khumaidi. Lebih lanjut, dia menilai, mobilitas masyarakat perlu diperketat sebelum dan selama libur Natal dan Tahun Baru untuk mencegah peningkatan kasus yang signifikan. “Kita harus tetap waspada. Protokol kesehatan yang ada harus tetap ditegakkan,” katanya.
Khumaidi memprediksi jika mobilitas masyarakat pada Desember-Januari tidak menyebabkan lonjakan kasus COVID-19, maka pandemi akan segera berakhir. Oleh karena itu, ia meminta Gugus Tugas Penanganan COVID-19 daerah untuk terus mengawal penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat umum dan destinasi wisata. “Kita harus menegakkan protokol kesehatan yang ketat dengan penerapan aplikasi PeduliLindungi dan syarat perjalanan. Apalagi yang penting pakai masker, jaga jarak fisik, dan hindari keramaian di tempat wisata,” tegasnya.
Pemerintah siapkan 1.200 rumah sakit antisipasi gelombang ketiga COVID-19
Pemerintah telah menyiapkan 1.200 rumah sakit rujukan di seluruh Indonesia sebagai langkah antisipatif terhadap gelombang ketiga kemungkinan COVID-19 pada awal 2022. “Persiapan untuk menyediakan rumah sakit rujukan adalah salah satu strategi pemerintah untuk menangani ancaman gelombang ketiga COVID-19,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Kamis.
“Ketersediaan oksigen juga terus terjamin,” tegasnya. Kekurangan oksigen medis dialami untuk mendukung perawatan pasien saat gelombang kedua COVID-19 melanda Indonesia pada Juli 2021. Nadia menjelaskan, pemerintah akan menyisihkan 30-40 persen tempat tidur pasien di rumah sakit untuk merawat pasien COVID-19 serta menyiapkan pasokan oksigen dan alat kesehatan lainnya untuk menghadapi kemungkinan lonjakan kasus COVID-19.
Pemerintah juga telah menyiapkan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) untuk mendukung penanganan pasien COVID-19. Pemerintah juga menyiapkan tenaga kesehatan cadangan untuk menghadapi kemungkinan lonjakan pasien COVID-19 di fasilitas kesehatan. “Tenaga kesehatan saat ini sudah mencukupi. Kami sudah punya daftar tenaga kesehatan,” ujarnya. “Kami mengerahkan tenaga kesehatan cadangan bersamaan dengan pengetatan persyaratan masuk rumah sakit dan penggunaan isolasi terpusat,” katanya.
Usaha penangkalan serta pengendalian COVID- 19 masih terus dilakukan, termasuk pemertahanan protokol kesehatan; pencarian, pengecekan, serta penindakan permasalahan infeksi virus corona; dan vaksinasi. Pemerintah berupaya mendeteksi kasus infeksi sejak dini dengan mengintensifkan pelacakan dan pemeriksaan orang-orang yang pernah kontak dekat dengan penderita COVID-19, kata Nadia.
Baca Juga : Berita Swedia: Politisi Swedia Menyerukan Persyaratan Lulus Vaksin Covid
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mendorong uji coba COVID-19 secara acak untuk mencegah munculnya klaster COVID-19 di sekolah. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk meningkatkan uji acak di sekolah-sekolah, Plt Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Kemendikbud Anang Ristanto. , sebelumnya dinyatakan di sini pada hari Rabu.
Pengujian acak sedang dilakukan untuk mencegah penularan atau munculnya klaster sekolah, katanya. Selain itu, Ristanto mendesak agar pengawasan ketat terhadap penerapan protokol kesehatan di sekolah. Arie Senta, Head of Partnership SehatQ, startup penyedia layanan kesehatan digital, menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh penerapan random testing untuk pencegahan klaster sekolah. Selain itu, Senta menyatakan mendukung penuh keputusan pemerintah untuk menurunkan harga tes PCR yang semakin terjangkau masyarakat luas.