15 Dampak Buruk Sering Konsumsi Makanan Berminyak!
8 min readwww.aideffectiveness.org – 15 Dampak Buruk Sering Konsumsi Makanan Berminyak! Makanan berminyak terkadang menarik dan terlihat lezat. Namun, makanan berminyak memiliki efek negatif di balik kenikmatannya. Makanan berminyak tidak hanya terdapat pada makanan cepat saji.
Makanan ini termasuk semua jenis makanan yang digoreng atau dimasak dengan lemak berlebih. Seperti gorengan, kentang goreng, atau makanan berminyak dalam sup. Makanan Ende tinggi kalori, lemak, garam dan karbohidrat olahan, sementara rendah serat, vitamin dan mineral.
Makanan berminyak memang berdampak negatif bagi kesehatan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Contoh konsumsi makanan berminyak jangka pendek adalah sakit perut. Efek jangka panjang mungkin termasuk penyakit jantung.
Menyadari potensi efek buruk makanan berminyak pada tubuh dapat membantu Anda memilih makanan yang lebih sehat. Berikut 15 efek buruk mengonsumsi makanan berminyak dan cara mengatasinya.
Dampak Buruk Makanan Berminyak
1. Dapat Menganggu Sistem Pencernaan
Terlalu banyak makan makanan berminyak juga bisa memengaruhi saluran pencernaan. Mengonsumsi makanan berminyak akan membuat sistem pencernaan sulit bekerja. Diantara karbohidrat, protein dan lemak; lemak membutuhkan waktu pencernaan yang paling lama.
Proses pencernaan membutuhkan berbagai enzim untuk membantu proses ini. Butuh waktu lama untuk mengurai lemak saat makan makanan berminyak, yang bisa membuat Anda merasa mual, bau mulut, atau kembung.
Baca Juga: Tips Mengatasi Reaksi Alergi Makanan dengan Obat maupun Secara Alami
Selain itu, setelah makan makanan berminyak, Anda akan mengalami diare dan sakit perut. Terkadang Anda akan menemukan feses yang terlihat berminyak.
Penelitian menunjukkan bahwa makanan yang Anda makan memengaruhi mikroba di saluran pencernaan. Makanan berminyak tidak memberikan efek yang baik pada bakteri di saluran pencernaan, yang dapat menyebabkan gangguan kekebalan tubuh dan keseimbangan hormonal.
2. Merusak Bakteri Baik Pada Usus
Saat ini, ada banyak bukti bahwa apa yang Anda makan memengaruhi keseimbangan bakteri usus. Ada bakteri baik yang disebut mikrobioma di usus. Fungsinya untuk menjaga kekebalan tubuh (imunitas). Nah, jika Anda makan terlalu banyak makanan berminyak, itu akan menghancurkan bakteri baik di usus. Tentu saja, akibatnya adalah sistem kekebalan yang melemah.
Apabila Anda ingin mengonsumsi makanan berminyak, maka pilihlah makanan berminyak yang mengandung lemak sehat serta bergizi, misalnya alpukat, ikan, minyak zaitun, kacang-kacangan atau mentega (bukan margarin).
3. Kelebihan Berat Badan atau Obesitas
Makanan berminyak adalah makanan yang mengandung banyak kalori dalam porsi kecil. Untuk setiap gram yang Anda konsumsi, Anda akan merasa kenyang karena faktor hormonal, psikologis dan mekanis. Peningkatan jumlah makanan di perut Anda akan menunjukkan bahwa Anda kenyang dan akan menghentikan Anda untuk makan.
Jika Anda mengonsumsi makanan berminyak dan tidak berminyak dalam jumlah yang sama, jumlah kalori yang dikonsumsi akan meningkat tiga kali lipat. Kondisi ini bisa membuat Anda lebih cenderung kelebihan berat badan atau obesitas. Kelebihan berat badan meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan.
Mengurangi konsumsi makanan berminyak memungkinkan Anda mempertahankan berat badan ideal dan mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya.
4. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Jika Anda mengonsumsi makanan berminyak secara teratur, Anda berisiko lebih besar terkena penyakit kronis (terutama penyakit jantung dan diabetes). Ini didasarkan pada studi jangka panjang oleh para peneliti di Universitas Harvard. Sekolah Kesehatan Masyarakat Chen telah memberikan 100.000 pria dan wanita kesempatan selama 25 tahun.
Melalui studi ini, peneliti menemukan bahwa dibandingkan dengan mereka yang makan gorengan dalam seminggu, orang yang makan gorengan 4-6 kali seminggu memiliki risiko 39% terkena diabetes tipe 2 dan 23% risiko penyakit jantung.%.
Pada saat yang sama, mereka yang makan gorengan 7 kali atau lebih dalam seminggu memiliki peningkatan risiko diabetes sebesar 55%.
5. Meningkatkan Risiko Diabetes tipe 2
Makanan yang digoreng biasanya tepung. Makanan olahan seperti itu lebih tinggi kalori, dan mengandung lebih banyak karbohidrat sederhana dan lemak tidak sehat.
Terlalu banyak lemak dalam makanan tidak hanya menyebabkan penambahan berat badan, tetapi juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2 yang bisa menimpa siapa saja, termasuk anak-anak dan ibu hamil.
Diketahui bahwa wanita yang terbiasa makan gorengan sebelum hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes gestasional selama kehamilan. Hal ini perlu diperhatikan karena diabetes gestasional meningkatkan risiko komplikasi kehamilan yang berbahaya bagi ibu dan janin.
6. Memicu Timbulnya Jerawat
Banyak orang mengasosiasikan makanan berminyak dengan jerawat. Sebuah penelitian terhadap lebih dari 5.000 remaja di China menemukan bahwa konsumsi makanan yang digoreng secara teratur dapat meningkatkan risiko timbulnya jerawat hingga 17%. Selain itu, penelitian lain terhadap 2.300 remaja Turki menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan berminyak seperti sosis dan burger meningkatkan risiko jerawat hingga 24%.
Akan tetapi, fakta mekanisme di balik efek ini masih belum jelas. Beberapa peneliti percaya bahwa pola makan yang buruk dapat mempengaruhi ekspresi gen dan mengubah kadar hormon.
7. Dapat Mengganggu Fungsi Otak
Bahaya terakhir dari makanan berminyak adalah mengganggu fungsi otak. Pola makan yang kaya akan makanan berlemak dapat menyebabkan masalah fungsi otak. Penambahan berat badan, tekanan darah tinggi, dan sindrom metabolik yang terkait dengan makanan berminyak juga terkait dengan kerusakan struktur otak, jaringan, dan aktivitas.
Dua penelitian besar yang dilakukan pada 5.083 dan 18.080 orang masing-masing mengaitkan diet makanan tinggi minyak dan gorengan dengan penurunan pembelajaran dan memori serta peningkatan peradangan.
8. Masalah pernapasan
Kalori yang berlebihan dalam makanan berminyak dapat menyebabkan penambahan berat badan, yang dapat menyebabkan obesitas. Obesitas akan meningkatkan risiko masalah pernapasan, yaitu termasuk asma serta sesak napas. Kelebihan berat badan dapat memberi tekanan pada jantung dan paru-paru Anda, yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas saat berjalan, menaiki tangga, atau berolahraga.
Untuk anak-anak, risiko kesulitan bernapas terlihat jelas. Menurut laporan Healthline, penelitian tersebut menemukan bahwa anak-anak yang makan setidaknya tiga kali makanan cepat saji dalam seminggu lebih mungkin mengembangkan asma.
9. Aterosklerosis
Semakin banyak makanan berminyak yang Anda makan, semakin tinggi risiko penyakit jantung. Makanan berminyak mengandung lemak yang tinggi, sehingga berperan penting dalam meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh.
Ada dua jenis kolesterol di dalam tubuh, yaitu low-density lipoprotein (LDL) dan high-density lipoprotein (HDL). LDL dianggap “kolesterol jahat” karena mempersempit lumen pembuluh darah, sedangkan HDL adalah “kolesterol baik” karena fungsinya membawa kolesterol dari peredaran darah kembali ke hati, di mana ia dipecah. Jumlah HDL yang tinggi dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
Di saat yang sama, terlalu banyak mengonsumsi makanan berminyak akan meningkatkan kadar kolesterol LDL dan menurunkan HDL dalam tubuh. Kondisi ini menyebabkan aterosklerosis, yaitu kondisi di mana lemak menumpuk di pembuluh darah dan membentuk plak.
Plak di pembuluh darah mengeras dan mempersempit lumen pembuluh darah. Kondisi ini dapat menyebabkan plak pecah secara tiba-tiba. Air mata dapat menyebabkan trombosit menumpuk untuk menghentikan pendarahan. Bekuan darah yang terbentuk akan mempersempit rongga yang muncul.
Tergantung di mana arteri tersumbat, Anda mungkin mengalami serangan jantung, stroke, atau penyakit pembuluh darah perifer. Aterosklerosis biasanya tidak menunjukkan gejala sampai arteri sangat menyempit atau tersumbat total.
10. Sebabkan Dimensia
Makanan berminyak yang mengandung lemak trans dapat menyebabkan demensia. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan kandungan lemak trans tertinggi dalam darah 52-74% lebih mungkin menderita demensia. Jika kebiasaan makan makanan berminyak dibarengi dengan faktor lain (seperti merokok, tekanan darah tinggi dan diabetes) maka risiko ini akan meningkat.
11. Memperbesar Resiko Kanker
Bahaya makan gorengan tidak boleh dianggap remeh, karena meningkatkan risiko kanker. Karena akrilamida terbentuk selama proses memasak dengan suhu tinggi (seperti menggoreng), bahaya ini dapat terjadi.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Bekas Luka Secara Alami Maupun Secara Medis
Diketahui bahwa makanan bertepung (seperti kentang goreng atau ayam goreng) memiliki kandungan akrilamida yang lebih tinggi pada suhu tinggi. Jika tertelan terlalu banyak atau secara teratur, zat tersebut dipercaya dapat menyebabkan banyak jenis kanker, seperti kanker ovarium.
Selain itu, diketahui bahwa lemak trans pada gorengan meningkatkan jumlah senyawa yang mendukung terjadinya peradangan pada tubuh manusia. Ini diketahui meningkatkan risiko kanker.
12. Penyakit Hati
Penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi gorengan secara teratur (seperti makanan siap saji atau gorengan) dapat menyebabkan lemak hati.
Makanan yang digoreng mengandung lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol, terutama jika digoreng dengan minyak seperti minyak sawit.
Terlalu banyak lemak pada gorengan bisa menyebabkan penumpukan lemak di hati.
Efek negatif dari makan gorengan mirip dengan hepatitis, dan dapat menyebabkan kerusakan hati permanen dan bahkan kematian.
13. Penyumbatan Pembuluh Darah
Makan gorengan secara teratur bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan ini dapat menyebabkan banyak penyakit berbeda.
Misalnya, penyumbatan pembuluh darah di otak bisa menyebabkan stroke, atau penyumbatan pembuluh darah di jantung bisa menyebabkan penyakit jantung.
14. Kencing Manis
Diabetes jelas juga termasuk risiko menggoreng lainnya. Anda mungkin terkejut karena risiko diabetes biasanya terkait dengan mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula.
Namun, beberapa penelitian menemukan bahwa mengonsumsi gorengan juga dapat meningkatkan risiko diabetes atau diabetes.
15. Meningkatkan Risiko Kematian
Bahaya gorengan tidak bisa dianggap remeh, karena bisa menimbulkan akibat yang fatal, termasuk kematian. Sebuah penelitian setelah 20 tahun melacak sampelnya menunjukkan hal ini.
Menurut penelitian ini, wanita yang makan satu atau lebih porsi ayam goreng sehari memiliki peningkatan 13% risiko kematian karena sebab apapun, dan peningkatan 12% karena penyakit jantung.
Dibandingkan dengan orang yang makan gorengan secara tidak teratur, persentasenya mengalami peningkatan.
Seiring dengan gaya hidup tidak sehat lainnya (seperti kebiasaan kerja lembur dan begadang), kebiasaan mengurangi makan gorengan mungkin tidak baik untuk Anda.
Tidak apa-apa untuk makan gorengan dari waktu ke waktu, tetapi jagalah agar tetap seimbang dengan banyak nutrisi sehat lainnya. Misalnya sayur mayur, buah-buahan dan ikan.
Dengan cara ini, Anda tidak akan berada dalam bahaya makan gorengan, dan Anda harus berolahraga secara teratur dan menjalani gaya hidup aktif. Anda juga dapat menambahkan suplemen yang mendukung kesehatan hati dalam kehidupan sehari-hari Anda.
Upaya Menghindari Bahaya Makan Gorengan
Apakah Anda salah satu orang yang sangat menyukai deep frying? jika memang iya, Anda harus menyusun strategi supaya makanan favorit Anda tak menyebabkan gangguan kesehatan di kemudian hari.
Makan setelah banyak makan gorengan
Sudah makan banyak gorengan dengan gila-gilaan dan tidak ingin lemak di dalamnya berdampak buruk bagi tubuh Anda? Berikut ini adalah beberapa asupan yang dapat membantu menghilangkan lemak setelah makan gorengan.
- Teh Hijau
Jika makanan yang Anda makan adalah gorengan, sebaiknya pasangan Anda tidak lagi meminum minuman berkarbonasi atau minuman tinggi gula lainnya. Menurut Dr. Devia Irine Putri, lebih baik kamu minum teh hijau hangat!
Ia menjelaskan: “Selain kaya akan antioksidan, teh hijau juga dapat membantu meningkatkan proses pembakaran lemak.”
Perlu diketahui bahwa orang Jepang juga sering makan goreng (tempura). Namun, sejak meminum teh hijau menjadi kebiasaan sehari-hari, Jepang masih menjadi salah satu negara dengan tingkat obesitas terendah di dunia.
- Air Lemon Hangat
Minuman kedua yang menetralkan lemak adalah limun hangat. Anda bisa memeras jus lemon dan mencampurnya dengan air hangat.
Limun dianggap sebagai minuman detoksifikasi karena dapat membantu menurunkan berat badan dan mengeluarkan racun dari dalam tubuh.
Manfaat lainnya adalah Anda juga bisa mengonsumsi vitamin C agar tubuh tidak mudah sakit.
- Air Putih Hangat
Apakah Anda tidak terlalu menyukai rasa teh hijau atau asam sitrat? Tenang, minuman penetral lemak selanjutnya adalah air hangat tanpa campuran apa pun.
Setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak seperti gorengan, Anda bisa minum air hangat. Dipercaya bahwa air hangat membantu mengaktifkan sistem pencernaan dan memecah lemak, sehingga lebih mudah dicerna oleh tubuh.
Selain itu, minum air hangat juga bisa mencegah dehidrasi. Hal ini mencegah usus menyerap air dari makanan tersebut (gorengan), sehingga terhindar dari risiko sembelit atau susah buang air besar.
- Sayur dan Buah
Dalam proses penetralan lemak pada makanan, sayur dan buah tidak boleh terlewatkan.
Kaya vitamin dan mineral serta kandungan serat yang tinggi, sayur dan buah adalah makanan tersehat yang bisa Anda makan.
Ini juga disetujui oleh dokter. Alvin Nursalim, SpPD. Menurutnya, makanan berserat tinggi seperti sayur dan buah baik untuk jantung dan sistem pencernaan.
Ini belum tentu salad, Anda bisa membuat tumis sayur atau sup bening. Untuk buah-buahan, Anda bisa membuatnya menjadi salad agar bisa disantap bersama.
- Asupan Mengandung Probiotik
Setelah mengkonsumsi banyak makan gorengan, Anda juga dapat makan sesuatu yang mengandung probiotik, seperti yogurt ataupun kimchi.
Bakteri baik dalam makanan tersebut dapat menjaga kesehatan saluran pencernaan, memperkuat struktur dinding mukosa usus, serta menurunkan kolesterol dan berat badan yang tinggi.
Untuk hasil terbaik, Anda bisa mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik secara rutin dan teratur.
- Teh Jahe
Dalam “Buku Tahunan Akademi Ilmu Pengetahuan New York”, jahe dapat mencegah obesitas dan menurunkan kolesterol setelah mengonsumsi makanan berlemak.
Selain itu, jahe juga dapat menurunkan risiko terjadinya aterosklerosis, yaitu penumpukan lemak di arteri, Aterosklerosis merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung dan stroke.
- Air Kelapa
Air kelapa sangat bermanfaat untuk menjaga metabolisme tubuh karena mempengaruhi kadar leptin, yaitu hormon yang mengatur berat badan, metabolisme dan reproduksi.
Minum air kelapa setelah banyak makan gorengan dapat membantu metabolisme tubuh agar berjalan normal.
Sebab, lemak tidak menumpuk di perut dan risiko peradangan kronis lebih rendah.